Hello guys, pembahasan kai ini yaitu tentang qurban assuadaa 2018. Pada tahun 2018, assuadaa menyembelih 3 ekor sapi. Dalam kegiatan qurban di assuadaa, bukan hanya guru dan warga saja yang ikut berpartisipasi, tetapi osis assuadaa pun juga ikut berpartisipasi dalam pemotongan daging qurban. Saya pun juga ikut berpartisipasi pada qurban assuadaa 2018.
biasanya setiap tahun seluruh siswa diberi tugas untuk membuat makalah yang berkaitan tentang qurban. pada tahun 2018 ini saya membuat makalah qurban tentang asal kata qurban, sejarah qurban, rukun menyembelih hewan qurban, kriteria hewan qurban, waktu pelaksanaan qurban. berikut makalah qurban yang saya buat.
"Qurban berasal
dari bahasa arab yang berarti hewan sembelihan. Setiap tanggal 10 dzulhijjah,
umat muslim yang tidak melaksanakan haji, disunnahkan untuk berqurban. Qurban
merupakan suatu bentuk rasa syukur seorang muslim kepada Allah SWT. Qurban yang
dilakukan pada hari tasyrik sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Allah SWT
menjelaskan tentang perintah berqurban dalam Al Qur’an pada (QS. As saffat/37 :
102-110). Sejarah berqurban berawal dari
kisah Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ibrahim tidak memiliki keturunan walaupun beliau
sudah lama menikah. Lalu istrinya yang bernama Sarah mengikhlaskan agar
suaminya menikah dengan perempuan lain. Sarah juga mencarikan pasangan yang
cocok dengan Nabi Ibrahim. Lalu Nabi Ibrahim menikah dengan seorang perempuan
yang bernama Hajar. Akhirnya, di usianya yang senja, Nabi Ibrahim dikaruniai
seorang anak dari Hajar yang bernama Ismail, Nabi Ibrahim sangat senang dan
menyayangi Ismail. Lalu Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk
membawa istrinya Hajar dan Ismail ke ke suatu tempat yang sangat tandus dan
kering. Tanpa berpikir, Nabi Ibrahim langsung mengajak Hajar dan Ismail untuk
ikut pergi dengannya. Lalu saat diperjalanan, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim
untuk meninggalkan istri dan anaknya di tempat yang sangat tandus, kering,
tidak ada hewan, tumbuhan, bahkan goa. Nabi Ibrahim memberitahu istrinya bahwa
ia harus meninggalkan istri dan anaknya ditempat itu. Hajar menjawab “wahai
suamiku, jika ini memang perintah Allah SWT, maka laksanakanlah, Insya Allah
Allah akan memeliharaku”. Setelah itu, Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan
anaknya.
Setelah beberapa saat, Ismail kecil menangis karena
lapar dan haus. Hajar menjadi panik karena melihat Ismail yang menangis, dan
disana tidak ada air, dan ASI hajar pun tidak ada. Lalu hajar menaruh Ismail
diatas pasir hanya dengan alas kain yang kecil, sehingga kaki dan tangan Ismail
kecil menyentuh ke tanah. Hajar melihat air di bukit shafa, lalu dia berlari ke
sana, setelah sampai, ternyata disana tidak ada air, itu hanya fatamorgana,
lalu hajar melihat ada air di bukit marwa, dan langsung berlari ke bukit
tersebut, dan ternyata itu hanya fatamorgana, lalu hajar melihat lg ada air di
bukit shafa, dan ia langsung berlari kesana, lagi – lagi itu hanya fatamorgana,
kejadian ini terjadi berulang hingga 7 kali. Peristiwa ini kemudian Allah
jadikan teladan bagi umat muslim, setiap muslim yang barhaji, wajib berlari –
lari kecil antara bukit shafa dan marwa sebanyak 7 kali, karena ini merupakan
rukun haji. Ismail kecil menangis semakin kencang, dan Hajar pun ikut bertambah
panik. Atas kuasa Allah SWT, maka muncullah mata air yang sangat jernih dari
bawah kaki Ismail. Hajar pun sangat senang, lalu ketika dia meminumnya,
ternyata airnya sangat segar. Karena takut habis, maka Hajar mengumpulkannya
dan membendungnya dengan berkata “zam zam” yang artinya kumpul – kumpul. Sumur
zam – zam merupakan sumur yang tidak akan pernah habis airnya hingga akhir
zaman walaupun diminum sebanyak mungkin. Setelah kejadian itu, tempat yang
tandus dan kering itu menjadi suatu perkampungan.
Setelah bertahun
– tahun, Nabi Ibrahim datang kembali ke tempat tersebut, beliau sangat senang
karena bisa melepas rindu bertahun – tahun dengan istri dan anaknya yang sudah
berumur 13 tahun. Baru saja bertemu dengan istri dan anaknya, Nabi Ibrahim
mendapat perintah lagi dari Allah lewat mimpinya untuk meyembelih anaknya yaitu
Ismail. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 8 dzulhijjah, yang disebut yaumut
tarwiyah. Umat muslim yang tidak berhaji, disunahkan untuk berpuasa tarwiyah,
dan ganjarannya adalah penghapusan dosa 1 tahun silam. Setelah Nabi Ibrahim
bermimpi, ia meminta pendapat Ismail terkait mimpinya itu, Nabi Ibrahim berkata
“ wahai anakku, aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, bagaimana pendapatmu?”
Ismail menjawab “Jika itu memang perintah Allah, maka laksanakanlah ayah, Insya
Allah ayah akan mendapatiku termasuk orang – orang yang sabar”. Lalu pada
tanggal 9 dzulhijjah, Nabi Ibrahim merenung untuk memikirkan apakah benar mimpi
itu dari Allah atau bukan, yang disebut yaumul arafah. Umat muslim yang tidak
berhaji, disunahkan untuk berpuasa arafah, dan ganjarannya adalah penghapusan dosa
2 tahun (1 tahun silam dan 1 tahun yang akan datang). Dan pada 10 dzulhijjah
adalah pelaksanaan penyembelihan. Pada pagi hari Nabi Ibrahim bersama – sama
pergi ke gunung agar tidak ada orang yang melihatnya.
Setelah sampai, mereka melihat kanan dan kiri
mereka, dan memang disana tidak ada orang. Lalu Nabi Ismail berbaring menghadap
kiblat, lalu Nabi Ismail menyuruh Nabi Ibrahim untuk menutup muka Nabi Ismail
agar ketika Nabi Ibrahim menyembelihnya, tidak ragu.Lalu Nabi Ismail
menghadapkan wajahnya ke bawah, Nabi Ismail juga meminta agar Nabi Ibrahim
mengikat tangan dan kaki Nabi Ismail, tujuannya agar Nabi Ibrahim tidak merasa
iba saat menyembelih Nabi Ismail. Nabi Ismail juga menyuruh agar tidak
membersihkan noda darah yang ada dipakaiannya dan Nabi Ibrahim harus membawa
baju itu pulang dan menyimpannya untuk menjadi bukti dihadapan Allah SWT nanti.
Nabi Ismail juga bertanya apakah Nabi Ibrahim sudah mengasah goloknya dengan
sangat tajam, lalu Nabi Ibrahim menjawab “iya sudah wahai anakku” lalu Nabi
Ismail meminta kepada Nabi Ibrahim agar menyembelihnya sekarang, lalu Nabi
Ibrahim meletakkan goloknya di lehernya
Nabi Ismail, Nabi Ibrahim membaca Takbir dan menyembelih Nabi Ismail, setelah
itu karena telalu lemas, akhirnya Nabi Ibrahim jatuh ke tanah. Setelah beberapa
saat, ada yang menyentuh pundak Nabi Ibrahim,dan tenyata dia adalah Nabi
Ismail. Ternyata dengan secepat kilat, malaikat mengganti Nabi Ismail dengan
seekor kibas yang sangat gemuk dan sehat.
Nabi Ibrahim
merupakan nabi yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Begitupun dengan
keluarganya, menjadi sebuah keluarga yang sangat harmonis dan juga taat kepada
Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus mencontoh dari kisah keluarga Nabi
Ibrahim. Nabi Ibrahim memiliki 2 putra yaitu Ismail dari Hajar dan Ishaq dari
Sarah, tetapi Nabi Ismaillah yang menjadi anak kesayangan Nabi Ibrahim, karena
Nabi Ismail adalah anak yang sangat patuh, dan sholeh. Dia merupakan sosok anak
yang sangat dicita – citakan. Nabi Ishaq merupakan orang tua dari Nabi Ya’qub.
Nabi Ibrahim memiliki gelar yang banyak yaitu Khalilullah yang artinya kekasih
Allah; Abu Anbiya yang artinya bapak para nabi, karena banyak nabi dan rasul
lahir dari garis keturunan Nabi Ibrahim; Abu Dhaifan artinya bapak para tamu,
karena Nabi Ibrahim suka menjamu tamu yang datang ke rumahnya; Abu Tauhid
artinya bapak agama tauhid, karena Nabi Ibrahim selalu istiqomah dalam
mentauhidkan agama Allah SWT; Qalbun Salim artinya hati yang bersih, karena
Nabi Ibrahim mempunyai hati yang sangat mulia.
Rukun menyembelih hewan qurban
yaitu:
1. Orang yang menyembelih haruslah beragama islam
2. Binatang yang disembelih adalah hewan yang halal dari
segi manapun
3. Pisau yang digunakan harus pisau yang sudah diasah
dengan sangat tajam
4. Tujuan untuk menyembelih hanya karena Allah
Kriteria
hewan qurban:
1. Domba harus mencapai minimal usia 1 tahun lebih/ yang
sudah berganti giginya.
2. Kambing kacang harus mencapai usia minimal 2 tahun
lebih.
3. Sapi atau kerbau harus mencapai usia minimal 2 tahun
lebih
4. Unta harus mencapai usia 5 tahun atau lebih.
Waktu
pelaksanaan qurban dimulai setelah matahari setinggi tombak, atau seusai sholat
Idul Adha (10 dzulhijjah) sampai terbenam matahari tanggal 13 dzulhijjah.
Sedangkan pembagian daging qurban
dibagi menjadi 3 bagian dan tidak harus sama. Ketiga bagian itu adalah:
1. Untuk fakir miskin
2. Untuk dihadiahkan.
3. Untuk dirinya sendiri dan
keluarga secukupnya
Kesimpulannya kita sebagai umat islam harus bersyukur kepada Allah, dan
salah satunya adalah dengan berqurban. Kita harus bisa merelakan sebagian harta
kita untuk Allah SWT. Dengan begitu kita akan dekat dengan Allah dan Allah akan
menambah harta kita."
Lumayan panjang ya guys :) mungkin itu saja informasi yang bisa saya share. Apabila ada kesalahan saya minta maaf.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar