Rabu, 10 Oktober 2018

Qurban Assu'adaa 2018

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Hello guys, pembahasan kai ini yaitu tentang qurban assuadaa 2018. Pada tahun 2018, assuadaa menyembelih 3 ekor sapi. Dalam kegiatan qurban di assuadaa, bukan hanya guru dan warga saja yang ikut berpartisipasi, tetapi osis assuadaa pun juga ikut berpartisipasi dalam pemotongan daging qurban. Saya pun juga ikut berpartisipasi pada qurban assuadaa 2018.


biasanya setiap tahun seluruh siswa diberi tugas untuk membuat makalah yang berkaitan tentang qurban. pada tahun 2018 ini saya membuat makalah qurban tentang asal kata qurban, sejarah qurban, rukun menyembelih hewan qurban, kriteria hewan qurban, waktu pelaksanaan qurban. berikut makalah qurban yang saya buat.




"Qurban berasal dari bahasa arab yang berarti hewan sembelihan. Setiap tanggal 10 dzulhijjah, umat muslim yang tidak melaksanakan haji, disunnahkan untuk berqurban. Qurban merupakan suatu bentuk rasa syukur seorang muslim kepada Allah SWT. Qurban yang dilakukan pada hari tasyrik sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Allah SWT menjelaskan tentang perintah berqurban dalam Al Qur’an pada (QS. As saffat/37 : 102-110).  Sejarah berqurban berawal dari kisah Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ibrahim tidak memiliki keturunan walaupun beliau sudah lama menikah. Lalu istrinya yang bernama Sarah mengikhlaskan agar suaminya menikah dengan perempuan lain. Sarah juga mencarikan pasangan yang cocok dengan Nabi Ibrahim. Lalu Nabi Ibrahim menikah dengan seorang perempuan yang bernama Hajar. Akhirnya, di usianya yang senja, Nabi Ibrahim dikaruniai seorang anak dari Hajar yang bernama Ismail, Nabi Ibrahim sangat senang dan menyayangi Ismail. Lalu Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk membawa istrinya Hajar dan Ismail ke ke suatu tempat yang sangat tandus dan kering. Tanpa berpikir, Nabi Ibrahim langsung mengajak Hajar dan Ismail untuk ikut pergi dengannya. Lalu saat diperjalanan, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan istri dan anaknya di tempat yang sangat tandus, kering, tidak ada hewan, tumbuhan, bahkan goa. Nabi Ibrahim memberitahu istrinya bahwa ia harus meninggalkan istri dan anaknya ditempat itu. Hajar menjawab “wahai suamiku, jika ini memang perintah Allah SWT, maka laksanakanlah, Insya Allah Allah akan memeliharaku”. Setelah itu, Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya.
 Setelah beberapa saat, Ismail kecil menangis karena lapar dan haus. Hajar menjadi panik karena melihat Ismail yang menangis, dan disana tidak ada air, dan ASI hajar pun tidak ada. Lalu hajar menaruh Ismail diatas pasir hanya dengan alas kain yang kecil, sehingga kaki dan tangan Ismail kecil menyentuh ke tanah. Hajar melihat air di bukit shafa, lalu dia berlari ke sana, setelah sampai, ternyata disana tidak ada air, itu hanya fatamorgana, lalu hajar melihat ada air di bukit marwa, dan langsung berlari ke bukit tersebut, dan ternyata itu hanya fatamorgana, lalu hajar melihat lg ada air di bukit shafa, dan ia langsung berlari kesana, lagi – lagi itu hanya fatamorgana, kejadian ini terjadi berulang hingga 7 kali. Peristiwa ini kemudian Allah jadikan teladan bagi umat muslim, setiap muslim yang barhaji, wajib berlari – lari kecil antara bukit shafa dan marwa sebanyak 7 kali, karena ini merupakan rukun haji. Ismail kecil menangis semakin kencang, dan Hajar pun ikut bertambah panik. Atas kuasa Allah SWT, maka muncullah mata air yang sangat jernih dari bawah kaki Ismail. Hajar pun sangat senang, lalu ketika dia meminumnya, ternyata airnya sangat segar. Karena takut habis, maka Hajar mengumpulkannya dan membendungnya dengan berkata “zam zam” yang artinya kumpul – kumpul. Sumur zam – zam merupakan sumur yang tidak akan pernah habis airnya hingga akhir zaman walaupun diminum sebanyak mungkin. Setelah kejadian itu, tempat yang tandus dan kering itu menjadi suatu perkampungan.
Setelah bertahun – tahun, Nabi Ibrahim datang kembali ke tempat tersebut, beliau sangat senang karena bisa melepas rindu bertahun – tahun dengan istri dan anaknya yang sudah berumur 13 tahun. Baru saja bertemu dengan istri dan anaknya, Nabi Ibrahim mendapat perintah lagi dari Allah lewat mimpinya untuk meyembelih anaknya yaitu Ismail. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 8 dzulhijjah, yang disebut yaumut tarwiyah. Umat muslim yang tidak berhaji, disunahkan untuk berpuasa tarwiyah, dan ganjarannya adalah penghapusan dosa 1 tahun silam. Setelah Nabi Ibrahim bermimpi, ia meminta pendapat Ismail terkait mimpinya itu, Nabi Ibrahim berkata “ wahai anakku, aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, bagaimana pendapatmu?” Ismail menjawab “Jika itu memang perintah Allah, maka laksanakanlah ayah, Insya Allah ayah akan mendapatiku termasuk orang – orang yang sabar”. Lalu pada tanggal 9 dzulhijjah, Nabi Ibrahim merenung untuk memikirkan apakah benar mimpi itu dari Allah atau bukan, yang disebut yaumul arafah. Umat muslim yang tidak berhaji, disunahkan untuk berpuasa arafah, dan ganjarannya adalah penghapusan dosa 2 tahun (1 tahun silam dan 1 tahun yang akan datang). Dan pada 10 dzulhijjah adalah pelaksanaan penyembelihan. Pada pagi hari Nabi Ibrahim bersama – sama pergi ke gunung agar tidak ada orang yang melihatnya.
 Setelah sampai, mereka melihat kanan dan kiri mereka, dan memang disana tidak ada orang. Lalu Nabi Ismail berbaring menghadap kiblat, lalu Nabi Ismail menyuruh Nabi Ibrahim untuk menutup muka Nabi Ismail agar ketika Nabi Ibrahim menyembelihnya, tidak ragu.Lalu Nabi Ismail menghadapkan wajahnya ke bawah, Nabi Ismail juga meminta agar Nabi Ibrahim mengikat tangan dan kaki Nabi Ismail, tujuannya agar Nabi Ibrahim tidak merasa iba saat menyembelih Nabi Ismail. Nabi Ismail juga menyuruh agar tidak membersihkan noda darah yang ada dipakaiannya dan Nabi Ibrahim harus membawa baju itu pulang dan menyimpannya untuk menjadi bukti dihadapan Allah SWT nanti. Nabi Ismail juga bertanya apakah Nabi Ibrahim sudah mengasah goloknya dengan sangat tajam, lalu Nabi Ibrahim menjawab “iya sudah wahai anakku” lalu Nabi Ismail meminta kepada Nabi Ibrahim agar menyembelihnya sekarang, lalu Nabi Ibrahim meletakkan  goloknya di lehernya Nabi Ismail, Nabi Ibrahim membaca Takbir dan menyembelih Nabi Ismail, setelah itu karena telalu lemas, akhirnya Nabi Ibrahim jatuh ke tanah. Setelah beberapa saat, ada yang menyentuh pundak Nabi Ibrahim,dan tenyata dia adalah Nabi Ismail. Ternyata dengan secepat kilat, malaikat mengganti Nabi Ismail dengan seekor kibas yang sangat gemuk dan sehat.

Nabi Ibrahim merupakan nabi yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Begitupun dengan keluarganya, menjadi sebuah keluarga yang sangat harmonis dan juga taat kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus mencontoh dari kisah keluarga Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim memiliki 2 putra yaitu Ismail dari Hajar dan Ishaq dari Sarah, tetapi Nabi Ismaillah yang menjadi anak kesayangan Nabi Ibrahim, karena Nabi Ismail adalah anak yang sangat patuh, dan sholeh. Dia merupakan sosok anak yang sangat dicita – citakan. Nabi Ishaq merupakan orang tua dari Nabi Ya’qub. Nabi Ibrahim memiliki gelar yang banyak yaitu Khalilullah yang artinya kekasih Allah; Abu Anbiya yang artinya bapak para nabi, karena banyak nabi dan rasul lahir dari garis keturunan Nabi Ibrahim; Abu Dhaifan artinya bapak para tamu, karena Nabi Ibrahim suka menjamu tamu yang datang ke rumahnya; Abu Tauhid artinya bapak agama tauhid, karena Nabi Ibrahim selalu istiqomah dalam mentauhidkan agama Allah SWT; Qalbun Salim artinya hati yang bersih, karena Nabi Ibrahim mempunyai hati yang sangat mulia.
Rukun menyembelih hewan qurban yaitu:
1. Orang yang menyembelih haruslah beragama islam
2. Binatang yang disembelih adalah hewan yang halal dari segi manapun
3. Pisau yang digunakan harus pisau yang sudah diasah dengan sangat tajam
4. Tujuan untuk menyembelih hanya karena Allah
            Kriteria hewan qurban:
1. Domba harus mencapai minimal usia 1 tahun lebih/ yang sudah berganti giginya.
2. Kambing kacang harus mencapai usia minimal 2 tahun lebih.
3. Sapi atau kerbau harus mencapai usia minimal 2 tahun lebih
4. Unta harus mencapai usia 5 tahun atau lebih.
            Waktu pelaksanaan qurban dimulai setelah matahari setinggi tombak, atau seusai sholat Idul Adha (10 dzulhijjah) sampai terbenam matahari tanggal 13 dzulhijjah.
Sedangkan pembagian daging qurban dibagi menjadi 3 bagian dan tidak harus sama. Ketiga bagian itu adalah:
1. Untuk fakir miskin
2. Untuk dihadiahkan.
3. Untuk dirinya sendiri dan keluarga secukupnya
Kesimpulannya kita sebagai umat islam harus bersyukur kepada Allah, dan salah satunya adalah dengan berqurban. Kita harus bisa merelakan sebagian harta kita untuk Allah SWT. Dengan begitu kita akan dekat dengan Allah dan Allah akan menambah harta kita."
 Lumayan panjang ya guys :) mungkin itu saja informasi yang bisa saya share. Apabila ada kesalahan saya minta maaf.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spesifikasi Lamborghini Huracan

Assalamu'alaikum Wr. Wb Lamborghini merupakan pabrikan mobil kelas atas yang selalu menghadirkan jenis mobilnya yang memiliki spesifik...